Rabu, 02 Desember 2015

Mbak ratna dan tante susi



Masih ingat saya pembaca? Ya,
saya Andi yang pernah
menceritakan pengalaman pribadi
saya (Rental Internet Favoritku).
Kali ini saya kedatangan Tante
saya, Tante Ratna dan
temannya yang saya panggil
dengan Mbak Susi.
Mbak Susi
adalah orang sunda asli dengan
kulitnya yang putih bersih, tinggi
167 cm dengan berat 50 kg
sesuai dengan payudara yang
saya perkirakan 34A, pasti
membikin orang menoleh pada
Mbak Susi.
Umur Mbak Susi sekitar 36
tahun, 3 tahun lebih tua dari
saya, makanya saya panggil
dengan Mbak. Tante Ratna
orangnya supel dengan tinggi
171 cm, berat 53 kg dan berkulit
kuning langsat dengan payudara
yang kencang karena rajin
fitnes, ukuran 34B. Cantiknya
seperti artis Hongkong
Rosamund Kwan kira-kira dan
Mbak Susi seperti artis Venna
Melinda. Mereka berdua ke
Lombok dalam rangka tugas
perusahaan selama lima hari.
*****
"Ndi, nanti anterin Mbak Susi ya"
kata Tante Ratna sambil
membereskan pakaian dalamnya.
"Kemana Tante?" jawab saya
sekenanya, sambil jelalatan
melihat BH merah punya Tante
Ratna, sungguh pemandangan
yang indah, BH-nya segini
ukurannya apalagi isinya.. He.. He..
"Mbak mau ke mall sebentar beli
pulsa nich!" Mbak Susi menjawab
mengandeng tangan saya akrab.
"Beres boss.."
Kemudian saya dan Mbak Ratna
ke mall, di dalam taksi saya
perhatikan Mbak Ratna sungguh
seksi dengan hem atasan
berwarna putih ketat
memperlihatkan payudaranya
yang membusung dan rok mini
diatas lutut berwarna biru,
hingga lekuk-lekuk celana
dalamnya samar-samar tercetak
serta wangi parfumnya yang
segar. Sungguh membuat saya
pengin ngentot aja. Tapi itu
harapan saja coy.
"Ramai juga mallnya ya!"
"Iya.. Eh.. Mbak.. Sini" lalu saya
menarik tangannya, sungguh
halus dan lembut.
"Counter handphone di sana toh"
Karena ramai maka saya Mbak
Susi mepet di depan saya hingga
pantatnya yang terbungkus rok
menempel di depan kontol saya.
Wah ini kesempatan nich pikir
saya dalam hati, saya tempelkan
kontol saya yang sudah tegak
kepantatnya Mbak Susi, untuk
tadi saya pakai celana panjang
kain. Sensasinya begitu nikmat,
apalagi dimasukin nich. Asoy
geboy mak. Selesai acara mepet-
mepetan tad karena udah
sampai dan bla, bla, bla tanpa
kejadian yang hot.
Di malam ketiga, saya, Tante
Ratna dan Mbak Susi ngobrol
sampe malam, kira-kira jam
21.00.
"Ndi Mbak Susi tidur duluan ya"
"Iya Mbak.. Mimpi yang indah ya
Mbak!"
Lalu menyusul Tante Ratna yang
malam itu memakai longdress
yang belahannya seolah-olah tak
muat untuk payudara yang putih
bersih itu. Malam itu Tante Ratna
tidur sekamar dengan Mbak Susi
di kamar tamu. Tinggal saya
yang memencet-mencet tombol
remote TV karena acaranya tak
begitu bagus. Kira-kira jam 23.00
saya mendengar jeritan kecil,
karena penasaran saya datangi
sumber suara itu dan arahnya
ternyata dari kamar tamu.
Saya jadi penasaran nich,
kebiasaan ngintip kambuh lagi
nich pembaca, kamar tamu itu
cuma dibatasi kaca nako yang
kebetulan kordennya setengah
tertutup. Wah asyik nich, yang
saya lihat sungguh mengagetkan
dan mengasyikkan. Tante Ratna
sedang menggerayangi Mbak
Susi, tangan Tante Ratna sedang
meremas-remas payudara Mbak
Susi yang sudah terbuka
setengahnya dan baju atas
piyamanya sudah tidak
beraturan lagi, menampakkan
payudara dan BH hijaunya. Mmh
sedap.
"Rat.. Jangan.. Apa yang kamu
lakukan" Mbak Susi berusaha
menahan tangan payudaranya.
"Sus.. Tolong saya Sus.. Mmh.."
rintih Tante Ratna sambil
mencium leher kemudian bibir
Mbak Susi dengan liar sambil
menarik BH hijau Mbak Susi
hingga terpampanglah dua
gunung putihnya.
"Jang.. an.. Saya.. Masih suka
sama pria Rat.." terengah-engah
Mbak Susi menjawab karena
Tante dengan giat mencium dan
mengulum mulut, kemudian ke
bawah puting Mbak Susi yang
sudah kencang itu digigit dan
dikulum Tante Ratna dengan
gemas sambil tangan mengusap-
ngusap celana dalam Mbak Susi
yang berwarna putih itu.
"Pe.. Lan.. Ada Andi tuch"
"Udah diam aja kamu Sus!"
bentak Tante Ratna pelan,
sambil membuka longdressnya
yang ternyata tidak memakai BH
dan celana dalam.
"Ssh.. Geli.. Ratna.. Ssh.." rintih
Mbak Susi yang kelihatan sudah
mulai terangsang.
Tante Ratna mulai menciumi
perut dan vagina Mbak Susi
yang terbungkus celana dalam
putih, beberapa menit kemudian
terbukalah celana dalam Mbak
Susi dan Tante Ratna mengambil
posisi 69, saling menjilat vagina
masing sambil jari tangan Tante
Ratna tak henti keluar masuk
vagina Mbak Susi yang sudah
mulai basah.
"Ce.. Pat.. Sus.. Saya mau keluar!"
"I.. Ya.. Rat.. Samaan.. Ke.. Luarnya
ya" jawab Mbak Susi sambil
mempercepat jarinya begitu juga
Tante Ratna.
Kedua wanita itu saling
mempercepat kegiatan masing-
masing dan akhirnya mereka
orgasme. Kemudian mereka tidur
bugil sambil berpelukan. Ah..
Ternyata kontol saya dari tadi
juga sudah keluar nich, biasa
ngocok sendiri.
*****
Keesokan paginya..
"Pagi Tante.. Pagi Mbak Susi"
salam saya pada kedua wanita
tersebut.
"Pagi" jawab mereka bersamaan.
"Enak ya mimpinya" sindir saya
sambil melihat Mbak Susi yang
tersipu malu.
"Mmh.. Lumayanlah" Mbak Susi
menjawab sambil melihat Tante
saya.
"Ooh ya, nanti anterin Mbak Susi
ke pantai sengigi ya ndi"
"Beres Tante, pokoknya puas
dech"
Kemudian Tante Ratna pergi
meeting lagi dan saya kebagian
tugas nganterin Mbak Susi, ini
kesempatan namanya, kapan lagi
ngentot sama orang cantik
kayak artis lagi. Sore itu jan
15.10 saya anter Mbak Susi
memakai mobil sewaan ke
Senggigi.
"Mbak, tadi malam ngapain aja di
kamar sama Tante!"
"Eh.. Ya tidur dong Ndi" jawab
Mbak Susi agak sedikit grogi.
"Mbak Susi ngentot ya sama
Tante"
"Hus.. Ngawur kamu Ndi" Mbak
Susi mencubit saya sambil
melotot.
"Lho.. Wong Andi lihat kok, kalo
nggak ngaku tak bilangin orang
sekantornya Mbak Susi lho"
"I.. Ya.. Iya.. Mbak Susi ngaku
dech, tapi jangan bilangin siapa-
siapa ya"
Mobil kuparkir di tempat yang
agak sepi dan jam sudah
menunjukkan jam 18.20 malam.
"Boleh tapi ada syaratnya!"
"Kok pakai syarat.. Minta uang
nich!" kata Mbak Susi akan
membuka dompet.
"Duit sich mau.. Tapi bukan itu,
Andi pengin ngentot ama Mbak
Susi"
"Apa.. Gila.. Kamu.."
"Kubilangin lho.."
"Iya.. Dech.. Tapi bagian atas aja
ya" jawab Mbak Susi pasrah
sambil pindah dan bersandar
pada bangku belakang. Saya
mengikutinya dan sore itu Mbak
Susi memakai kaos kuning ketat
dan celana jins.
"Lho.. Kok.. Dilihat aja, nggak mau
ya!" goda Mbak Susi.
"Mmh.. Pe.. Lan.. Ndi.." terengah-
engah Mbak Susi saat saya cium
dan kami saling melumat.
Tangan saya meremas payudara
sebelah kanan yang masih
terbungkus kaos kuningnya.
Beberapa menit kami berciuman
dan kemudian saya arahkan ke
leher untuk membuat cupang
merah. Tangan saya sudah
menyelusup ke dalam kaos dan
BH putihnya sambil memelintir
putingnya.
"Ssh.. Mmh.. Aah.." rintih Mbak
Susi sambil tangannya masuk ke
dalam celana jins saya dan
meremas-remas kontol saya
yang sudah tegak dari tadi.
Saya buka celana jins saya dan
membiarkan Mbak Susi dengan
leluasa meremas-remas kontol
saya. Kemudian saya buka
pengait BH-nya dan muncullah
dua bukit kembarnya yang
tegak menantang, tanpa
menunggu lagi saya lahap dan
jilat sampai Mbak Susi merintih-
rintih keenakan.
"Terr.. Us.. Ndi.. Pin.. Dah sebelah
lagi"
Beberapa menit kami saling
meremas dan menjilat, saya
kemudian melepas celana jins dan
CD putih Mbak Susi, wah betul-
betul vagina yang sempurna,
tanpa pikir panjang saya cium
dan jilat vaginanya yang sudah
basah oleh cairan kental putih
itu, sambil menjilat saya
masukkan jari tangan agar Mbak
Susi bertambah merintih tidak
karuan.
"Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Masukin..
Mbak udah nggak tahan nich"
"Ben.. Tar.. Mbak.. pakai kondom
dulu" kata saya sambil membuka
celana saya seluruhnya dan
memakai kondom, kemudian
dengan dituntun tangan Mbak
Susi yang halus akhirnya bles..
Mmh masuk semua dech kontol
saya yang katanya bengkok itu.
"Terr.. Us.. Dor.. Ong.. Teruss.. Sst"
"Cep.. Epet.. Ya.. Gitu.. Ahh.."
Celoteh dan rintihan Mbak Susi
akibat sodokan demi sodokan
yang masukkan dalam-dalam,
mmh nikmat rasanya dan
akhirnya kami sama-sama nggak
kuat, sambil berpelukan dengan
erat.. Crot.. Crot.. Keluarlah lahar
putih itu bersamaan.
"Terima kasih ya Mbak Susi"
"Sama-sama ndi, kapan-kapan
lagi ya" jawab Mbak Susi
tersenyum puas.
Dan kami pun pulang, disambut
Tante Ratna tanpa curiga. Aduh
Tante saya yang satu ini cantik
sekali, kapan ya saya bisa
ngentot sama dia, abis cantik
sich en' seksi. Kesempatan itu
datang malam ini..
"Gimana Sus tadi"
"Puas dech dianterin si Andi"
"Siapa dulu dong Tantenya"
"Rat, tidur duluan ya"
"Iya sus, saya juga mau tidur"
"Ndi terima kasih ya udah
nganterin Mbak Susi tadi"
"Biasa aja kok Mbak, yang
penting puas khan?" jawab saya
mengedipkan mata pada Mbak
Susi.
"Ndi, Tante tidur di kamarmu ya"
"Kenapa Tante, apa kamar
tamunya ndak cukup berdua
ama Mbak Susi?"
"Bukan begitu, di kamar tamu
tuch panas, kali aja di kamarmu
lebih adem"
"Terserah Tante dech" jawab
saya sekenanya.
"Tante duluan tidur ya Ndi"
"Iya Tante, Andi lagi nungguin
acara bagus nich"
Tante Ratna lalu pergi tidur
dengan daster kuningnya yang
kependekan itu. Satu setengah
jam kemudian saya menyusul ke
kamar untuk pergi tidur juga
dan wow.. Tante Ratna tidur
dengan memeluk guling, tapi
yang membuat kontol saya
tegak adalah daster kuningnya
menyingkapkan paha kanannya
yang putih bersih serta sedikit
memperlihatkan CD-nya yang
berwarna putih itu.. Mmh
sungguh pemandangan yang
indah pembaca.
Saya dengan perlahan membuka
pakaian dan celana pendek,
tinggal CD saja, ini baru
kesempatan namanya. Saya tidur
dengan posisi membelakangi
Tante Ratna dan dengan
perlahan membuka daster
bawahnya sampai sebatas
pinggang dan sekarang dengan
jelas kelihatan CD-nya berwarna
putih selaras dengan pantatnya
yang putih, pelan sekali saya
tempelkan kontol saya ke
pantat Tante Ratna dan serr..
Rasanya halus dan wangi
tubuhnya pun harum. Mmh enak
sekali, sambil tangan kanan saya
linkarkan ke perutnya. Tidak ada
reaksi sama sekali tapi tiba-tiba
saja tangannya memegang
tangan saya sambil bergumam..
"Mm.."
Saya sampai kaget, tapi cuma
sesaat dan kaki kanan saya
masukkan di antara kaki Tante
Ratna. Beberapa saat dalam
kondisi tersebu, perlahan saya
lanjutkan dengan tangan kanan
saya yang tadinya di perut
sekarang merayap perlahan ke
arah dalam daster dan ternyata
Tante Ratna tidur tidak memakai
BH. Payudaranya akhirnya
tersentuh juga dan saya usap
dengan perlahan sekali takut
Tante Ratna bangun. Khan malu
sekali jadinya, tapi sudah kadung
nafsu, saya terusin aja, paling
dimarahin. Kontol kugesek-
gesekkan seiring intensitas
tangan saya yang sekarang
bukan saja mengusap tapi
meremas-remas. Lagi asyik-
asyiknya melakukan kegiatan
mepet-mepetan, tiba-tiba Tante
Ratna tersadar juga.
"Oh.. Siapa ini.." ujarnya sambil
mengibaskan tangan saya.
"Sst.. Andi.. Tante.." guman saya,
antara takut dan bingung.
"Maaf.. Tante.. Andi.. Khilaf" kata
saya akan beranjak keluar.
"Tunggu Ndi" tahan Tante Ratna.
"Sebetulnya Tante nggak marah
kok, cuma kaget aja, tak kirain
siapa"
"Sekali lagi maaf Tante, tapi
jangan laporan ibu ya"
"Kamu nakal ya, cuma ada
syaratnya lho supaya nggak
dilaporin"
"Apa Tante, pokoknya tak
lunasin dech" jawab saya bingung
dan takut.
"Kamu kunci kamar ini dan
temenin Tante tidur malam
terakhir ini, gimana?"
Wah bukan main senangnya saya
dan cepat-cepat saya kunci
pintu dan wow Tante Ratna
sudah membuka daster, tinggal
CD putihnya saja.
"Lho, kok bengong sini bobo"
"I.. Ya.."
Antara kagum dan nafsu jadi
satu dech, melihat pemandangan
yang bagus ini. Dan Tante Ratna
menarik CD saya hingga lepas.
"Wah.. Kontolmu bengkok ya" puji
Tante Ratna sambil menindih
saya.
Lalu kami pun berciuman dengan
lembut dan makin lama ciuman
itu berubah menjadi saling jilat.
Tangan saya bergerilya
meremas-remas kedua
payudaranya dan Tante
Ratnapun meremas dan menarik-
narik kontol saya.
"Ndi.. Emut.. Su.. Su Tante.. Ya"
tersengal-sengal Tante Ratna
mengarahkan kepala saya pada
payudaranya.
Payudaranya yang putih saya
emut, jilat dan gigit dengan
perlahan sampai Tante Ratna
merintih-rintih, sementara
tangan kanan saya ikut masuk
dalam CD-nya dan mengusap-
usap vagina Tante Ratna yang
mulai basah.
"Terr.. Us.. Ndi.. Yang.. Baw.. Ah"
Saya teruskan, celana dalam
putih itu saya tarik dan
tampaklah vagina yang ditumbuhi
bulu halus muncul, saya jilat,
cairan putih semakin banyak,
slrup.. Slrup.. Slrup begitu
bunyinya saya hisap sampai
kepala saya terjepit kaki Tante
Ratna yang udah mulai orgasme
pertama.
"Ndi.. Ganti.. Po.. Sisi ya?" tanya
Tante tersengal-sengal sambil
mengarahkan mulutnya ke
kontol saya hingga posisi kami
bergaya 69.
Tante Ratna betul-betul mahir
mengulum dan menghisap
sampai-sampai kontol saya
gerakkan perlahan ke atas ke
bawah seiring kulumannya dan
saya pun tak kalah gesit menjilat
dan menghisap cairan putih yang
semakin banyak dari Tante
Ratna.
"Gan.. Tian.. Tante di atas"
Lalu kami pun berubah posisi
dengan saya di bawah dan Tante
Ratna di atas, sambil sedikit
berjongkok Tante Ratna
membimbing kontol saya masuk
vaginanya dan bless.. Cleep..
Cleep.. Cleep.. Begitu bunyinya
akibat goyangan pantatnya
yang semok dan sodokan kontol
saya sampai-sampai buah zakar
saya mepet dengan vaginanya.
"Sst.. Terr.. Ss.. Pegang.. Su.. Su..
Tante.. Ndi.. Sst"
"I.. Ya.. Tante.. Mmh.."
"Nnach.. Gitu.. Rem.. As.. Yaa.."
Rintih Tante Ratna karena kedua
payudaranya saya remas dan
kedua putingnya saya pelintir-
pelintir.
Keringat Tante Ratna sudah
mulai menetes bersamaan
dengan keringat saya, sudah 15
menit kami melakukan sodokan
dan goyangan yang hebat
sampai ranjang itu berderit-derit
menahan goyangan kami yang
begitu liar seperti pengantin
baru.
"Tan.. Andi.. Mau.. Kel.. Uar.. Nich"
"Ben.. Tar.. Ndi.. Sst.. Sst..
Samaan.. Kelua.. Rrnya ya"
perintah Tante pada saya yang
sudah mau bobol saja rasanya
dan kami pun mempercepat
sodokan dan goyangan.. Cleep..
Cleep.. Cleep.. Dan akhirnya..
"Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Aakh.." Tante
Ratna memeluk saya sambil
menggoyang-goyang pantatnya
semakin cepat, jeritaannya
bersamaan dengan semprotan
saya dan Tante, croot, croot
muncratlah air mani itu dalam
vagina Tante.
Tante Ratna memeluk saya lemas
dan kami pun berpelukan dalam
keadaan bugil menikmati sensasi
tersebut, saya dan Tante Ratna
bergumul sampai 3 kali malam itu.
"Terima kasih ya ndi, udah lama
Tante nggak ngentot kayak
begini"
"Sama-sama Tante, Andi juga
puas kok, kapan-kapan kalo
Tante ke sini kita ngentot lagi
ya"
"Beres, pokoknya ini rahasia kita
berdua, OK!" jawab Tante Ratna
sambil mencium saya dengan
lembut dan memberikan saya
amplop.
"Apaan ini Tante"
"Oh, uang jajan dari Tante dan
Susi buat kamu"
"Terima kasih banyak lho Tante"
jawab saya senang, sudah dapat
ngentot en' dapet uang lagi
yang besarnya kira-kira
Rp,-3.400.000,-. Lumayan lho
pembaca untuk tour guide
seperti saya yang nganterin
Tante saya yang biseks bersama
temannya selama lima hari.
Selamat jalan Tante Ratna dan
Mbak Susi, semoga selamat
dalam perjalanan pulang dan
salam sayang dari keponakan
dan sahabatmu, Andi.

1 komentar: